Well, saya mulai cerita saya.
Upon time ago,,haha,,g dink, kejadiannya mungkin saat saya masih kelas 3 atau 4 SD. Saat jaman saya kecil, saya belum begitu ngeh dengan yang namanya pacaran ataupun orang pacaran. Saya yang masih kecil dan sangat lugu akan mengikuti perkataan orang dewasa di sekeliling saya. Sebut saja kedua orang dewasa ini mb Hana dan Mas Joned yang pada akhir cerita baru saya ketahui sebagai pasangan kekasih.
Mb Hana adalah tetangga sebelah rumah saya, selisih 4 tahun dengan saya. Sebenarnya dia teman bermain kakak saya. Akhir-akhir ini saya lebih sering diajak bermain oleh mb Hana.
“ Sih..Kasih,,ayo main,,ikut mb” kata mb Hana
“Siap mb”jawabku cepat.
Dengan lari-lari kecil aku mengikuti langkah mb Hana. Arahnya ke selatan menuju rumah kosong yang baru dibangun oleh orang terkaya di kampungku. Di sana ternyata sudah menunggu mas Joned. Well, wajah lugu dan polos ini tidak menyadari pipi kemerahkan mb Hana ataupun senyum malu-malu mas Joned, dua anak smp itu.
“Hai, sudah lama mas” sapa mb Hana, dengan senyum malu.
“Belum kug, sini”kata mas Joned sambil menggeser duduknya untuk memberi ruang pada mb Hana.
Akhirnya saya mencari area bermain sendiri. Sementara kedua orang itu asyik ngobrol dan sepertinya tidak membiarkan saya memasuki pembicaan mereka. Saya tidak sadar berapa lama saya main sendiri. Sampai akhirnya mb Hana memanggil.
“Sih, ayo pulang” panggil mb Hana.
“Sip mb”jawabku sambil lari ke arahnya.
“Kita mampir jajan yuk, aku beliin kmu deh” kata mb Hana
“Asyik” teriakku.
Dan ternyata tanpa sadar saya masuk perangkapnya. Perjalanan ke rumah mampir warung membeli dua potong roti. Tanpa curida saya makan saja roti yang dibelikan mb Hana.
“Enak Sih?” tanya mb Hana.
“Iya, mb, makasi y” sahutku.
“Sih, nanti kl ditanya mbokde dari mana, bilang aja maen berdua, jangan bilang sama mas Joned y”kata mb Hana.
“Oke mb” jawabku.
Haha,,saya tidak sadar dijadikan kambing hitam agar mb Hana dan mas Joned bisa pacaran. Anak kecil asal diberi permen juga diam. Kejadian itu sering terulang. Dan saya senang-senang saja.. Malang tak dapat ditolak, bila Tuhan berkehendak. Beberapa bulan kemudian siang sebelum dhuzur saya melewati rumah mas Joned. Kemudian dipanggilnya saya.
“ Sih, sini” panggilnya.
“Apa mas?” tanyaku
“Ini tolong dikasih mb Hana y” sambil tangannya mengulurkan kotak dibungkus kertas kado. Hatiku seneng banget ngliat kado itu. Yang ingin saya lakukan hanya segera ketemu mb Hana dan memberikannya kado itu. Pasti mb Hana seneng banget, pikirku. Aku segera ke rumah mb Hana. Kuketuk pintu rumanya.
Tok.Tok.Tok.
“kula nuwun”, kataku.
Ngekkkkk...pintu terbuka. Berdiri Mbokde Rufi.
“Apa sih?”tanyanya.
“mb Hana ada , De?” tanyaku.
“G ana, ana apa?”tanya beliau balik.
“Ini disuru mas Joned ngasi kado buat mb Hana” jawabku polos tanpa rasa bersalah.
Tanpa perlu polesan blush on, merahlah muka mbokde. Nafasnya menjadi lebih cepat. Matanya menatapku tajam.
“Ngapain ngasi kado segala, bawa balik lagi, bilang mb Hana g mau. Dari lama aku sudah curiga anak itu mau mendekati anakku. Kalo mau main-main jangan bawa anak orang” omelnya. Aku sudah g mendengar lagi apa omelanya. Aku segera berlalu. Mbokde kenapa marah-marah, diberi kado koq malah marah pikitrku polos. Langkahku gontai menuju rumah mas Joned. Aku gagal menjalankan misi kali ini.
“Mas, kadonya suruh balikin sama mbokde” kataku.
“Oh, yang nerima bukan mb Hana, yah sudahlah” jawabnya sambil menarik nafas panjang.
Aku tak tau kelanjutan ceritanya. Yang jelas mulai saat itu aku tidak lagi terlibat dengan kisah cinta mereka. Mereka kapok dengan kepolosannku yang menyebabkan terbongkarnya kisah asamara mereka. Saya baru sadar beberapa tahun kemudian bila apa yang mereka lakukan disebut pacaran. Haha,,sepertinya saya memang tidak berbakat sebagai mak comblang.
See u again..in the next story.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar